
Di Desa Bale, Tanantovea, Sulawesi Tengah, Partai Gema Bangsa tidak sekadar menggelar kursus politik. Sebaliknya, kami sedang menyusun ulang makna politik itu sendiri.
Para kader muda berkumpul bukan di ruang mewah, melainkan di tanah terbuka. Mereka datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk belajar, berdiskusi, dan ditempa. Di bawah langit yang sama dengan rakyat, harapan baru mulai tersusun: bahwa politik bisa jujur, membumi, dan menjadi alat perjuangan yang sesungguhnya.
Kegiatan ini bukan hanya agenda DPW. Lebih dari itu, ia mencerminkan arah gerakan kami. Partai Gema Bangsa dibangun bukan dari atas, melainkan dari bawah—dari desa, komunitas, dan ruang-ruang yang selama ini jauh dari pusat kekuasaan.
Kami di redaksi meyakini bahwa kaderisasi bukan sekadar soal teknis. Lebih dari itu, kaderisasi adalah soal ruh, nilai, dan keberanian untuk berbeda. DPW Sulawesi Tengah telah membuktikan bahwa keberanian itu nyata.
Sementara partai-partai lain memilih kenyamanan, kami memilih tantangan. Ketika yang lain sibuk dengan pencitraan, kami fokus pada pembentukan karakter. Bahkan, ketika mereka bicara elektabilitas, kami berbicara ideologi.
Dukungan dari masyarakat, aparat, dan pemerintah daerah menunjukkan bahwa gerakan tulus akan selalu menemukan ruang. Dari ruang itulah, kami membangun masa depan.
Kursus Politik di Sulteng bukanlah akhir, melainkan awal. Awal dari gerakan kaderisasi yang berpihak, membumi, dan berani menyusun ulang arah politik Indonesia.
Kami percaya, dari Tanantovea, gema perubahan akan terus bergulir. Dengan demikian, Partai Gema Bangsa akan tetap menjadi rumah bagi mereka yang ingin berjuang dengan hati, akal, dan keberpihakan yang jelas.
Redaksi Partai Gema Bangsa