
Surabaya bukan hanya kota pahlawan. Ia juga kota sambel. Dan kalau bicara sambel, satu nama yang tak bisa dilewatkan: Sego Sambel Mak Yeye.
Berdiri sejak 1982, warung ini bukan sekadar tempat makan malam. Ia adalah legenda hidup yang terus menyala di tengah keramaian Jagir Wonokromo. Di balik kesederhanaan tempatnya, ada satu hal yang tak pernah berubah: rasa pedas yang menggigit, lauk yang hangat, dan sambutan yang tulus.
Dari IWAK PE ke Kerumunan Rasa
Awalnya, Mak Yeye hanya menjual kotokan iwak pe—ikan pari yang dimasak santan. Tapi karena cepat basi, lauk itu dibagikan ke tukang becak. Dari situlah lahir ide penyetan iwak pe, yang justru meledak di pasaran. Kini, iwak pe asap jadi menu andalan, ditemani telur dadar, tempe goreng, dan sambal yang pedasnya bisa bikin lupa mantan.
Sambalnya? Diracik dari cabai merah, bawang putih, terasi, dan garam. Diulek dengan cobek, disajikan tanpa kompromi. Pedasnya menyengat, tapi gurihnya bikin nagih. Mau yang pedas manis? Bisa. Mau yang ekstra pedas? Silakan coba, asal siap keringetan.
UMKM yang Tumbuh dari Dapur Rakyat
Henky Eko Sriyantono, ST., MT., Ketua Bidang UMKM, Koperasi, dan Ekonomi Kreatif Partai Gema Bangsa, menyebut Mak Yeye sebagai contoh nyata kekuatan kuliner rakyat. “Industri kuliner itu pasarnya masif. Tapi yang bertahan adalah mereka yang jaga kualitas dan komitmen layanan,” ujarnya.
Mak Yeye bukan hanya warung. Ia adalah simbol bahwa usaha kecil bisa besar, asal konsisten dan tahu segmennya. Di tengah daya beli yang menurun, warung seperti ini justru jadi solusi: murah, enak, dan selalu ramai.
Lokasi, Harga, dan Jam Buka
- Alamat: Jln. Jagir Wonokromo Wetan No.10, Surabaya
- Jam buka: 18.00–02.00 WIB
- Harga: Mulai dari Rp15.000–Rp25.000 per porsi
- Menu favorit: Iwak Pe, telur dadar, tempe goreng, sambal pedas
Fasilitasnya pun lengkap: toilet bersih, mushola nyaman, dan pembayaran non-tunai via GoPay atau OVO.
Yuk, Mampir!
Kalau sedang di Surabaya, jangan cuma lewat. Mampirlah ke Sego Sambel Mak Yeye. Rasakan pedasnya sambel, hangatnya nasi, dan ramainya suasana. Karena di sini, makan bukan sekadar kenyang—tapi juga pengalaman.