Manokwari — Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memisahkan jadwal Pemilu nasional dan daerah membuka babak baru dalam politik Indonesia. Pemilihan Presiden, DPR-RI, dan DPD-RI akan digelar pada 2029, sementara pemilihan Gubernur, Bupati, DPRP, dan DPRK menyusul dua tahun kemudian. Bagi Partai Gema Bangsa, ini bukan sekadar perubahan teknis—tapi peluang strategis untuk membangun politik yang lebih adil dan membumi.

“Dengan sistem ini, tidak ada lagi istilah partai besar dan partai kecil. Semua punya peluang yang sama,” ujar Marinus Bonepai, Ketua DPD Gema Bangsa Papua Barat, kepada Kabarnusantara, Senin (21/7/2025).
Menurut Marinus, sistem ini membuat kinerja politisi lebih diperhitungkan secara personal, tanpa bergantung pada sokongan kampanye dari calon pusat. Ini membuka ruang bagi kader-kader daerah untuk tampil dan dipercaya langsung oleh masyarakat.
Di Papua Barat, DPD Gema Bangsa telah menyelesaikan struktur dan administrasi di dua kabupaten: Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak. Target berikutnya adalah menyelesaikan pembentukan di tujuh kabupaten lainnya sepanjang Juli, lalu dilanjutkan dengan konsolidasi DPC di tingkat distrik dan kecamatan.
“Harapan kami, pada deklarasi nasional bulan November 2025 nanti, seluruh DPD bisa hadir dan siap mengikuti Pemilu,” jelas Marinus.
Partai Gema Bangsa hadir dengan anggaran dasar yang berbeda dari partai lain. Daerah diberikan kewenangan penuh untuk mengatur kebijakan sesuai kebutuhan lokal. Sistem ini disebut sebagai pendekatan bottom-up, berbanding terbalik dengan model top-down yang masih dianut banyak partai lama.
“Gema Bangsa memberikan landasan yang kuat bagi daerah untuk menentukan arah perjuangannya sendiri,” tegas Marinus.
Strategi kemenangan Gema Bangsa di Papua Barat tidak hanya berupa konsep. Konsolidasi dilakukan secara berjenjang, melibatkan pengurus, kader, dan simpatisan untuk memperkenalkan partai ini kepada masyarakat secara langsung.
“Mendirikan partai politik bukan hal baru bagi saya. Tapi saya percaya, Gema Bangsa akan jauh lebih eksis dari parpol sebelumnya—karena kami punya referensi, pengalaman, dan semangat baru,” tandasnya.
Dengan semangat Indonesia Reborn, Indonesia Mandiri, Gema Bangsa Papua Barat siap menjadi kekuatan baru yang tumbuh dari akar masyarakat. Dari pegunungan Arfak hingga pesisir Manokwari, suara kemandirian mulai menggema.