Lahir dari Rakyat, Untuk Rakyat

Mengembalikan Jati Diri Indonesia: Jangan Jadi Penonton di Tanah Sendiri

“Selamat Hari Tani Nasional 2025, marilah kita bersama-sama mengembalikan jati diri Indonesia sebagai Negara Agraris…”
— Ayun Sri Damayanti, Wasekjen DPP Gema Bangsa

Indonesia bukan bangsa yang miskin tanah. Kita bukan bangsa yang kekurangan petani. Kita adalah negeri yang dianugerahi tanah subur, iklim tropis, dan tangan-tangan tangguh yang bekerja di sawah dan ladang. Lalu mengapa, di tanah yang semestinya kaya raya, kita masih sering menunggu kapal impor masuk pelabuhan?

Pertanyaan itu bukan sekadar kegelisahan. Ia adalah tamparan. Dan kawan Ayun  mengingatkan kita semua: saatnya bangsa ini kembali ke jati dirinya sebagai negara agraris.


Ruh Perjuangan: Dari Sawah ke Panggung Politik

Sejak berdiri pada 17 Januari 2025, Partai Gema Bangsa hadir dengan ruh politik baru: politik yang berakar, politik yang jujur, politik yang menolak transaksional. Tidak lahir dari ruang elite, melainkan dari keresahan rakyat kecil yang ingin perubahan.

Itulah mengapa suara kawan Ayun Sri Damayanti di Hari Tani Nasional ini bukan sekadar basa-basi. Ia menegaskan bahwa petani dan wanita tani adalah subjek utama perjuangan bangsa, bukan sekadar objek program. Dalam pandangan Gema Bangsa, kedaulatan pangan adalah kedaulatan politik. Dan martabat bangsa ditentukan dari cara kita memperlakukan mereka yang memberi makan negeri ini.


Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045

Visi kawan Ayun Sri Damayanti jelas: Indonesia harus menjadi Lumbung Pangan Dunia di tahun 2045. Sebuah gagasan yang bukan hanya menjadi cita-cita personal, melainkan resonansi dari ruh besar Partai Gema Bangsa. Karena sejak awal berdiri pada 17 Januari 2025, Gema Bangsa meletakkan kemandirian pangan sebagai bagian tak terpisahkan dari perjuangan politik berakar rakyat.

Jika hari ini kita lalai, maka 2045 hanya akan menjadi slogan kosong. Tapi jika hari ini kita berani, maka dunia akan melihat Indonesia bukan sekadar pasar, melainkan pusat pangan dunia.


Penghormatan untuk Garda Terdepan

“Kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh petani dan wanita tani Indonesia yang telah menjadi garda terdepan dalam menjaga ketersediaan pangan dan kesejahteraan bangsa.”
— Ayun Sri Damayanti

Di balik meja makan setiap keluarga Indonesia, ada keringat petani. Di balik setiap butir nasi, ada tangan-tangan wanita tani yang tak pernah lelah bekerja. Mereka adalah garda terdepan yang sering dilupakan. Pernyataan kawan Ayun adalah bentuk pengakuan politik bahwa tanpa mereka, bangsa ini rapuh.


Bangkit atau Tertinggal

Sejarah berdirinya Gema Bangsa pada 17 Januari 2025 memberi pelajaran penting: politik sejati tumbuh dari akar rumput. Pernyataan kawan Ayun di Hari Tani Nasional 2025 bukan hanya seruan, melainkan penegasan: politik harus berpihak pada rakyat, membela petani, dan mengembalikan martabat bangsa lewat kemandirian pangan.

Kita hanya punya dua pilihan: bangkit bersama petani, atau selamanya menjadi penonton di tanah sendiri.

ayun

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Lahir dari Rakyat, Untuk Rakyat
0

Subtotal