Banten: Dari Tanah Perlawanan Menuju Provinsi yang Berdaulat Sejati
Dua puluh lima tahun sudah Provinsi Banten berdiri sebagai entitas mandiri. Namun, bagi rakyatnya, usia otonomi administratif ini hanyalah babak […]
Lahir dari Rakyat, Untuk Rakyat
Dua puluh lima tahun sudah Provinsi Banten berdiri sebagai entitas mandiri. Namun, bagi rakyatnya, usia otonomi administratif ini hanyalah babak […]
Politik kita sering terasa gersang. Kursi diperebutkan, jargon diproduksi, baliho dipajang, tapi rakyat tetap merasa asing. Seniman pun hanya dipanggil
“Selamat Hari Tani Nasional 2025, marilah kita bersama-sama mengembalikan jati diri Indonesia sebagai Negara Agraris…”— Ayun Sri Damayanti, Wasekjen DPP
Kalau kita bicara partai politik di Indonesia hari ini, jujur saja, hampir semuanya masih sangat feodal. Partai bukan lagi milik
Dari Ruang Sidang ke Arena Politik Banyak orang masuk politik lewat jalan pintas: penampilan menarik, modal besar, atau kedekatan dengan
Tradisi pidato Indonesia di PBB membuktikan bahwa politik sejati lahir dari keberanian dan suara rakyat, selaras dengan semangat Partai Gema
Di tengah hiruk-pikuk Jakarta yang tak pernah tidur, sebuah momentum politik lahir dari ruang pertemuan Hotel Mercure Cikini. Pada 11–12
Politik yang terlalu terpusat sering kali terasa jauh dari rakyat. Dari Kalimantan Barat, Selviana—Sekretaris DPW Gema Bangsa—mengingatkan kita bahwa desentralisasi
Pengantar RedaksiSentralisasi adalah wajah baru otoritarianisme. Inilah pesan keras dari Kawan Etin Rodiana yang harus menjadi bahan renungan seluruh kader
Indonesia bukan hanya Jakarta. Dari Sabang sampai Merauke, dari desa di pedalaman hingga kota-kota besar, kebutuhan masyarakat begitu beragam. Mustahil