Kalau politik sering terasa dingin dan penuh angka, mungkin kita belum bertemu dengan sosok seperti Ike Suharjo. Di Partai Gema Bangsa, ia bukan sekadar Ketua Bidang Digital, Komunikasi, dan Media—ia adalah wajah segar yang membawa politik lebih dekat ke kehidupan sehari-hari. Bukan dengan jargon, tapi dengan cerita. Bukan dengan janji, tapi dengan aksi.

Ike Suharjo: Dari Penyiar ke Pelaku Politik yang Mendengar dan Bergerak
Perjalanan Ike dimulai dari ruang siaran hingga memasuki ruang kebijakan. Ia mengawali karier sebagai penyiar berita nasional. Sepanjang malam di studio televisi, ia bertemu dengan berbagai wajah, cerita, dan kenyataan hidup yang beragam. Berbekal pengalaman tersebut, ia kemudian bertransformasi menjadi pengamat sosial-politik, konsultan, dan akhirnya pelaku politik. “Dulu saya mewawancarai tokoh. Sekarang saya ikut menentukan arah,” ujarnya santai dalam podcast @GemaTV40.
Pengalaman itu membuatnya menyadari bahwa politik sejatinya bukan soal siapa yang paling lantang berbicara, melainkan siapa yang paling siap mendengar dan bergerak.
Tantangan Komunikasi Politik di Indonesia
Menurut Ike, tantangan terbesar dalam komunikasi politik di Indonesia bukanlah kurangnya media, melainkan kurangnya kejujuran dan relevansi. Ia menegaskan, “Kalau rakyat lapar, visi-misi tidak akan didengar. Yang dibutuhkan adalah aksi nyata.” Oleh sebab itu, ia mendorong pendekatan baru dalam berpolitik: politik yang menyenangkan dan mampu membuat orang tersenyum, bukan stres.
Di dalam Gema Bangsa, pendekatan ini bukan sekadar slogan kosong. Mulai dari ruang digital hingga komunitas, Ike memastikan komunikasi partai terasa hangat, membumi, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Kanal Perempuan: Energi Positif untuk Indonesia
Bagi Ike, perempuan bukan sekadar pelengkap, melainkan fondasi bangsa. Salah satu gagasan besarnya adalah menghadirkan kanal khusus perempuan yang segera diluncurkan. Kanal ini akan membahas berbagai isu perempuan secara jujur dan komprehensif, mulai dari ekonomi, kesehatan mental, pendidikan, hingga relasi sosial. Menurutnya, “Kalau perempuan bahagia, energi positifnya akan menular ke seluruh keluarga.”
Selain itu, ia meyakini bahwa Indonesia Emas 2045 tidak akan terwujud tanpa perempuan yang sehat, cerdas, dan mandiri. “Negara hebat lahir dari ibu yang kuat,” tambahnya dengan tegas.
Mandiri Itu Soal Skill, Bukan Gelar
Ike juga menolak anggapan bahwa perempuan harus bergantung pada laki-laki. Di era digital sekarang ini, perempuan dapat menghasilkan penghasilan dari rumah, misalnya dengan menjadi konten kreator, berjualan online, atau membuat kelas memasak. Yang terpenting, menurutnya, adalah memiliki skill dan konsistensi.
Saat ini, ia tengah menyiapkan pelatihan soft skill dan hard skill untuk perempuan di seluruh Indonesia. Tujuannya cukup sederhana namun ambisius: memastikan tidak ada perempuan yang tidak memiliki penghasilan.
Gema Bangsa, Rumah untuk Semua
Di akhir podcast, Ike menyebut Gema Bangsa sebagai “Doraemon politik” — partai yang selalu siap hadir memenuhi kebutuhan rakyat. Mau bicara bisnis, bisa. Mau belajar politik, ada. Mau ngobrol soal kesehatan mental, pun tersedia.
Kini, rumah itu memiliki ruang khusus untuk perempuan, yang tidak hanya membicarakan hak, tetapi juga harapan. Ruang ini membahas kebijakan sekaligus kebahagiaan.
Jika Anda mengira politik itu membosankan, tunggu sampai menyaksikan bagaimana Ike Suharjo mengubahnya menjadi ruang yang hidup, hangat, dan penuh harapan.
ayo banyak2 kasih uang jajan untuk istri tercinta….