
Awal Sebuah Gerakan
Di tengah panggung politik yang lama didominasi suara maskulin, Sulawesi Tengah melahirkan sebuah ruang baru: Mahadewi Gema Bangsa. Organisasi perempuan Partai Gema Bangsa ini resmi dibentuk pada 25 Agustus 2025 melalui rapat pleno DPW di Palu.
Hari itu bukan sekadar agenda organisasi, melainkan tonggak sejarah. Untuk pertama kalinya, perempuan Sulawesi Tengah mendapatkan wadah resmi untuk mengartikulasikan suara, memperjuangkan hak, sekaligus menggerakkan perubahan dari akar rumput.
Dalam pleno tersebut, Telly Evelin Supit terpilih sebagai Ketua Mahadewi. Dengan tenang namun tegas, ia menyampaikan komitmennya:
“Saya bersyukur atas kepercayaan ini. Proses adalah guru terbaik, dan saya siap berjuang demi pembesaran Partai Gema Bangsa di Sulawesi Tengah.”
Mengapa Mahadewi Lahir?
Mahadewi hadir karena satu alasan: politik tanpa perempuan adalah politik pincang.
Perempuan terlalu lama diposisikan sebagai pelengkap. Padahal, mereka merasakan langsung denyut persoalan masyarakat—dari dapur yang kosong, anak yang tak bisa sekolah, hingga ketidakadilan yang menimpa tubuh dan kehidupannya.
Partisipasi perempuan bukan sekadar angka, melainkan kekuatan riil yang mampu membawa politik lebih adil, humanis, dan berpihak pada rakyat.
Visi dan Jalan yang Dipilih
Visi Mahadewi terang: menjadi organisasi perempuan yang berdaya, berintegritas, dan berperan aktif dalam membangun politik inklusif dan sejahtera di Sulawesi Tengah.
Misi ini dijalankan melalui empat arah utama:
-
Mendorong partisipasi politik perempuan di semua level keputusan.
-
Menyelenggarakan pendidikan politik berbasis keadilan dan kesetaraan.
-
Menggerakkan program sosial untuk perempuan, anak, dan keluarga.
-
Bersinergi dengan partai dan masyarakat demi perubahan nyata.
Cara Bergerak
Mahadewi menolak menjadi simbol. Kami bergerak dengan tiga pijakan utama:
-
Edukasi: sekolah politik, pelatihan kepemimpinan, dan literasi gender.
-
Advokasi: dorongan kebijakan pro-perempuan dan perlindungan anak.
-
Aksi Nyata: pemberdayaan UMKM, ekonomi kreatif, hingga gerakan sosial yang langsung menyentuh masyarakat.
Tantangan di Depan
Kami sadar, jalan ini penuh hambatan. Patriarki masih kuat, akses informasi terbatas, dukungan keluarga kerap minim, dan stigma politik sebagai “dunia laki-laki” masih membayangi.
Namun, seperti ditegaskan Ketua DPW Partai Gema Bangsa Sulawesi Tengah, Atha Mahmud:
“Perempuan memiliki peran penting dalam mendorong perubahan masyarakat. Kontribusi mereka sangat menentukan masa depan partai. Kita di sini adalah kawan, setara, dan saling memberi ruang.”
Inilah semangat yang membuat Mahadewi tidak gentar: menghadapi tantangan dengan konsistensi, transparansi, dan kerja nyata.
Harapan untuk Generasi Perempuan
Bagi perempuan muda, Mahadewi adalah rumah yang aman dan ramah. Kami ingin mereka melihat politik bukan sebagai dunia yang menakutkan, tetapi sebagai sarana membawa perubahan.
Setiap suara, ide, dan mimpi mereka penting. Di Mahadewi, suara itu akan dijaga, diperkuat, dan diwujudkan.
Sepuluh Tahun ke Depan
Cita-cita kami jelas: menjadikan Mahadewi sebagai role model organisasi perempuan politik di Sulawesi Tengah. Dalam 5–10 tahun, kami ingin melihat lebih banyak perempuan duduk di legislatif, eksekutif, dan posisi strategis lainnya.
Bahkan lebih jauh, Mahadewi Sulteng bertekad menjadi kontributor penting dalam percaturan politik nasional melalui kaderisasi yang berkualitas, program berdampak, dan jaringan luas.
Rumah Keberanian
Mahadewi adalah rumah bagi perempuan yang menolak diam. Rumah bagi generasi baru yang berani tampil sebagai penggerak perubahan.
✨ Kami tidak menunggu ruang dibuka. Kami menciptakan ruang itu. Dari Sulawesi Tengah, suara perempuan akan bergema—lebih lantang, lebih berani, lebih menentukan.