Jakarta — Rabu (26/3/2025) menjadi hari bersejarah bagi Partai Gema Bangsa. Surat Keputusan (SK) resmi dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan HAM RI, telah diterima. Dengan SK ini, Gema Bangsa kini sah sebagai partai politik berbadan hukum di Indonesia.
Penyerahan SK dilakukan langsung oleh perwakilan Ditjen AHU kepada Sekretaris Jenderal Partai Gema Bangsa, Muhammad Sopiyan, di Jakarta. Turut hadir dalam momen penting ini jajaran pimpinan partai: Wakil Ketua Umum Abd. Khaliq Ahmad, Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu Joko Nugroho, Bendahara Umum Ratih Purnamasari, dan Ketua Bidang Organisasi dan Kader Rusli Halim.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Hukum RI yang sangat progresif dalam mendampingi proses ini. Dan tentu, ini adalah hasil kerja keras seluruh kader Partai Gema Bangsa,” ujar Muhammad Sopiyan.
Dengan semangat Indonesia Reborn, Indonesia Mandiri, Partai Gema Bangsa hadir bukan sekadar sebagai peserta politik, tapi sebagai katalis perubahan dan penguat fondasi kemajuan rakyat. Gagasan ini menjadi identitas partai dalam menjawab tantangan kebangsaan hari ini.
Wakil Ketua Umum Abd. Khaliq Ahmad menyebut Gema Bangsa sebagai rumah baru bagi politisi dan aktivis yang ingin membangun politik secara sehat dan terdesentralisasi.
“Kami mengusung tema desentralisasi. Pengurus daerah punya otonomi untuk menentukan arah kebijakan sesuai kebutuhan lokal,” jelasnya.
Sementara itu, Joko Nugroho menegaskan bahwa Gema Bangsa siap menjadi peserta Pemilu 2029 dan akan mewarnai dinamika politik nasional dan lokal dengan cara yang segar dan membumi.
“Partai ini akan bertransformasi menjadi penyangga pondasi kemajuan bangsa,” ujarnya.
Bagi para kader, terbitnya SK ini bukan hanya pengakuan hukum, tapi juga kado terbaik menjelang lebaran. Momen ini menjadi titik awal untuk memperkenalkan partai kepada tokoh-tokoh di berbagai tingkatan, sekaligus memperkuat struktur dan semangat perjuangan.
Gema Bangsa kini resmi melangkah. Dan langkah pertama ini bukan sekadar administratif—ia adalah awal dari gerakan politik baru yang ingin membawa harapan, kemandirian, dan partisipasi nyata ke seluruh penjuru Indonesia.
