
Ike Julies Tiati adalah representasi perempuan Papua yang kuat, jernih berpikir, dan konsisten dalam kerja-kerja sosial, manajerial, serta politik. Lahir di Timika pada 1 Juli 1981, Ike dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan budaya yang mengajarkannya tentang ketegasan, tanggung jawab, dan pentingnya pendidikan sebagai alat perubahan. Ia bukan hanya memahami tantangan pembangunan dari pinggiran—tapi telah menjadikannya medan pengabdian seumur hidup.
Pilar Akademik dan Hukum yang Kuat
Pendidikan hukum menjadi fondasi awal perjalanan profesional Ike. Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Yapis Papua dan melanjutkan studi Magister Hukum di Universitas Cenderawasih, Jayapura. Dalam perjalanannya, ia menaruh perhatian besar pada isu-isu tata kelola pemerintahan, keadilan sosial, dan hak-hak masyarakat adat serta perempuan di wilayah Indonesia Timur.
Bagi Ike, hukum bukan hanya tentang aturan tertulis, tetapi tentang keadilan yang terasa nyata di kehidupan masyarakat sehari-hari—terutama mereka yang selama ini tak punya akses pada ruang-ruang pengambilan keputusan.
Karier Profesional dan Kepemimpinan Organisasi
Rekam jejak profesional Ike mencerminkan kemampuannya mengelola organisasi dengan pendekatan kolaboratif, sistematis, dan berorientasi pada hasil. Ia pernah menjabat sebagai Direktur CV Tiati Karya Mandiri, serta Manajer Umum PT. Komunitas Gemilang Indonesia—dua posisi yang mempertemukannya langsung dengan berbagai tantangan sumber daya manusia, manajemen operasional, hingga komunikasi strategis.
Pengalaman di sektor swasta tersebut memperkuat keahliannya dalam merancang kebijakan internal, mengembangkan sistem kerja yang efisien, serta membangun hubungan yang sehat antara tim dan pemangku kepentingan.
Ia juga tercatat sebagai Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Komisioner KPU Kabupaten Mimika, sebuah tanggung jawab yang menuntut keteguhan etika, profesionalitas, dan netralitas tinggi. Tugas ini ia emban dengan komitmen untuk menjaga kualitas demokrasi lokal di tanah kelahirannya.
Politik sebagai Ruang Pengabdian yang Nyata
Setelah melalui pengalaman panjang di manajemen dan advokasi sosial, Ike terjun ke dunia politik bukan sebagai tujuan akhir, melainkan sebagai perpanjangan dari kerja-kerja pengabdian. Ia meyakini bahwa perubahan struktural hanya dapat dicapai jika perempuan dan masyarakat lokal punya keterwakilan di ruang-ruang kebijakan.
Kini, Ike terlibat aktif dalam struktur Partai Gema Bangsa—sebuah wadah politik baru yang memberinya ruang untuk merancang pendekatan politik yang lebih partisipatif, transparan, dan berbasis nilai-nilai keadilan sosial.
Bagi Ike, politik bukan hanya soal kursi dan kekuasaan. Ia melihatnya sebagai arena pendidikan publik, ruang pengorganisasian masyarakat, dan alat strategis untuk mendorong keseimbangan pembangunan antara pusat dan daerah, serta antara laki-laki dan perempuan.
Komitmen pada Perempuan, Anak Muda, dan Daerah
Isu perempuan selalu menjadi prioritas dalam setiap kiprah Ike. Ia mendorong kepemimpinan perempuan bukan sebagai simbol, tetapi sebagai kekuatan transformatif yang dibutuhkan bangsa ini. Ia juga mendukung pelatihan dan peningkatan kapasitas perempuan Papua agar bisa tampil sebagai pengambil keputusan di berbagai level, baik di pemerintahan, organisasi masyarakat sipil, maupun politik.
Selain itu, Ike juga punya perhatian khusus terhadap generasi muda. Melalui pendekatan edukatif, ia aktif mendorong literasi politik, kesadaran konstitusi, dan kewirausahaan lokal agar anak muda tidak hanya jadi penonton dalam pembangunan, tetapi juga pelaku utama.
Kepemimpinan yang Tegas dan Humanis
Gaya kepemimpinan Ike dikenal tegas namun merangkul, sistematis namun tetap cair. Ia percaya bahwa perubahan tak datang dari satu orang hebat, melainkan dari tim yang bekerja dengan niat baik dan arah yang jelas. Dalam setiap proses yang ia pimpin—baik dalam bisnis, pemerintahan, maupun organisasi sosial—ia selalu menempatkan kepercayaan, kejujuran, dan kebermanfaatan sebagai nilai dasar.
“Jangan tunggu jadi siapa-siapa untuk bisa berbuat. Cukup jadi orang yang punya niat baik, kerja nyata, dan tidak takut berdiri untuk kebenaran.”
— Ike Julies Tiati