Bangkit Bersama, Bergerak Mandiri

Profil: Muhyiddin Damia: Dari Dosen Hingga Pejuang Ekonomi Kreatif Anak Muda

md
Muhyiddin Damia, Wasekjen VII Partai Gema Bangsa

Di tengah perubahan zaman yang begitu cepat, banyak orang kehilangan arah. Tapi tidak dengan Muhyiddin Damia. Sosok muda yang lahir di Cirebon, 10 Agustus 1992 ini justru menjadikan tantangan zaman sebagai pijakan untuk melompat lebih tinggi.

Lahir dari keluarga sederhana, Muhyiddin tumbuh dengan semangat belajar yang tinggi. Ia menempuh pendidikan akuntansi dari SMKN 9 Jakarta hingga meraih gelar Magister Akuntansi di Universitas Esa Unggul. Namun, jalan hidupnya tidak berhenti di angka dan laporan keuangan. Justru dari dunia itu ia belajar banyak tentang sistem, integritas, dan potensi besar anak-anak muda jika diberi ruang untuk berkembang.

Dari Auditor ke Ruang Kelas

Kariernya dimulai sebagai staf keuangan dan auditor di berbagai perusahaan, termasuk Samsung Indonesia dan sejumlah Kantor Akuntan Publik ternama. Tapi kecintaannya pada pendidikan membuatnya berpindah ke ruang kelas sebagai dosen akuntansi—pertama di Esa Unggul, lalu menjadi dosen luar biasa di Universitas Islam Malang.

Bagi Muhyiddin, menjadi dosen bukan soal mengajar teori. Tapi tentang memantik keberanian mahasiswa untuk berpikir kreatif, keluar dari pakem lama, dan menciptakan nilai dari ide-ide segar.

Ekonomi Kreatif Sebagai Jalan Hidup

Muhyiddin melihat langsung bagaimana lapangan kerja semakin sempit. Ia menyadari bahwa anak muda tak bisa lagi hanya bergantung pada industri lama yang makin digerus oleh teknologi dan otomatisasi. Maka, ia masuk ke ekosistem ekonomi kreatif, mendirikan berbagai usaha, mulai dari start-up jasa keuangan hingga mendampingi program One Pesantren One Product (OPOP) di Kabupaten Bogor.

Di mata Muhyiddin, industri kreatif bukan hanya peluang usaha—tapi alat untuk memerdekakan anak muda dari ketergantungan. Ia percaya, cukup dengan HP dan ide, siapa pun bisa mengubah hidupnya. Ia pun mendorong lahirnya creative hub di setiap daerah, agar anak muda punya tempat untuk berkarya, belajar, dan saling menginspirasi.

Dari Ide ke Aksi Politik

Muhyiddin bukan hanya berpikir, tapi juga bergerak. Setelah cukup lama berkiprah di dunia profesional dan organisasi—termasuk di HIPMI, KADIN, dan MES—ia melangkah ke politik. Bukan karena haus jabatan, tapi karena sadar: perubahan butuh kebijakan, dan kebijakan butuh kekuasaan.

Kini ia menjabat sebagai Wakil Sekjen VII Partai Gema Bangsa, partai yang memberi ruang luas bagi anak-anak muda kreatif untuk berkarya tanpa harus tersandera struktur feodal. Ia juga pernah memimpin struktur di Partai Perindo, termasuk sebagai Ketua DPD Kota Bogor.

“Politik itu seperti pisau. Kalau dipegang orang baik, dia bisa jadi alat untuk membangun,” ujarnya dalam podcast Gema TV. Itulah semangatnya: merebut alat perubahan agar ide-ide progresif bisa diwujudkan menjadi regulasi yang berpihak pada generasi muda.

Jalan Panjang yang Baru Dimulai

Di usianya yang belum genap 35 tahun, Muhyiddin telah merangkai banyak peran: dosen, pebisnis, aktivis, konsultan, dan politisi. Tapi satu hal yang konsisten: ia selalu berpihak pada masa depan.

Ia percaya bahwa masa depan Indonesia bukan pada industri yang besar dan berasap, tapi pada industri tanpa asap—ekonomi berbasis kreativitas, nilai, dan budaya. Dan anak-anak muda adalah kunci dari semuanya.

“Kalau anak muda ingin hidupnya berubah, maka yang pertama dibutuhkan adalah ide. Sisanya tinggal keberanian.”
Muhyiddin Damia

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Bangkit Bersama, Bergerak Mandiri