
Banyak orang mikir politik itu cuma soal drama, intrik, dan janji-janji kosong. Tapi buat Muhammad Yusri, pandangannya beda. Associate Professor ini melihat politik sebagai jalan pengabdian. Sebuah panggung di mana ia bisa melahirkan kebijakan yang benar-benar bermanfaat buat banyak orang.
Saat ngobrol santai di podcast YouTube @DPWPartaiGemaBangsaSumut, Prof. Yusri terlihat tenang, tapi semangatnya kerasa banget. Beliau bukan politikus yang tiba-tiba muncul. Puluhan tahun dihabiskan di dunia akademik, dari dosen biasa sampai hampir jadi guru besar. Tapi, rasa cintanya buat mengabdi, baik di kampus maupun ke masyarakat, justru yang membawanya terjun ke politik.
“Intinya itu kebijakan. Kalau kebijakannya baik, insyaallah masyarakat juga akan baik,” katanya mantap.
Dari Kampus ke Ruang Keputusan
Prof. Yusri melihat ada benang merah antara dunia kampus dan politik. Di kampus, ia mengabdi lewat Tridarma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Di politik, ia bisa melakukan hal yang sama, tapi dampaknya lebih luas.
Sebagai konsultan di DPRD, ia sudah sering bantu merancang peraturan daerah. Sekarang, ia ingin dampaknya enggak cuma di ruang kuliah, tapi langsung ke ruang-ruang pengambilan keputusan.
Menurutnya, legislator punya tiga tugas utama: bikin undang-undang, ngatur anggaran, dan mengawasi. Tapi sayangnya, banyak yang belum optimal. Padahal, kebijakan publik itu harusnya bisa menjawab masalah nyata yang dihadapi masyarakat dan juga program pembangunan yang terencana.
Perjuangan untuk Ketahanan Pangan
Salah satu fokus utama Prof. Yusri adalah ketahanan pangan. Beliau sedih melihat lahan subur di Sumatera Utara makin habis karena beralih fungsi. Akibatnya, kita makin bergantung sama impor.
“Dulu, panen 2 hektar sawah itu cukup buat makan keluarga dua tahun. Sekarang, banyak petani panen pun udah habis buat bayar utang,” curhatnya.
Maka, visinya jelas: melindungi lahan pertanian, memberdayakan para petani, dan menghubungkan desa ke pasar pakai inovasi teknologi.
Mengapa Gema Bangsa?
Prof. Yusri memilih Partai Gema Bangsa bukan tanpa alasan. Beliau suka dengan konsep desentralisasi kebijakan yang diusung partai ini. Menurutnya, cuma orang-orang daerah yang paling tahu apa yang dibutuhkan daerahnya.
Dengan memberi ruang buat inovasi di tingkat daerah, Gema Bangsa membuka jalan buat lahirnya solusi yang benar-benar pas dan membumi.
Jangan Apatis, Yuk Berpartisipasi!
Prof. Yusri mengajak kita semua untuk mengubah cara pandang terhadap politik. Menurutnya, semua partai itu punya niat baik, tapi Gema Bangsa hadir dengan cara baru: fokus ke kebijakan yang substantif.
“Jangan pernah bilang semua politik itu sama aja. Kalau ada yang salah, yang salah itu oknumnya, bukan sistemnya,” tegasnya.
Politik: Bukan Jabatan, tapi Ibadah
Bagi Prof. Yusri, jadi legislator itu bukan soal punya jabatan atau bagi-bagi amplop. Tapi soal membawa suara rakyat jadi kebijakan yang bermanfaat.
Di akhir perbincangan, ia kasih pesan yang bikin merinding:
“Politik itu bukan sekadar jabatan, tapi jalan pengabdian. Kalau kita ikhlas, politik bisa jadi ibadah.”
Lewat semangat kayak gini, Partai Gema Bangsa yakin bisa melahirkan pemimpin-pemimpin yang benar-benar peduli, berpihak pada rakyat, dan bekerja buat kesejahteraan bersama.