Dua puluh lima tahun sudah Provinsi Banten berdiri sebagai entitas mandiri. Namun, bagi rakyatnya, usia otonomi administratif ini hanyalah babak baru dari kisah panjang perjuangan.
Sejarah mencatat bagaimana Banten berdiri sebagai simbol perlawanan: dari Kesultanan yang menantang hegemoni kolonial, pemberontakan rakyat 1888, hingga kisah tambang Bayah yang menyimpan jejak keteguhan. Semua menegaskan, Banten bukan sekadar wilayah di peta—ia adalah roh perlawanan bangsa yang selalu menolak tunduk.
Kini, di usia peraknya, Banten menghadapi bentuk penjajahan yang berbeda: penjajahan struktural. Keputusan penting tentang nasib daerah masih sering ditentukan dari jarak jauh. Akibatnya, ketimpangan pembangunan tetap lebar, dan kesejahteraan rakyat sering tertinggal dari potensi yang dimiliki.
Mengapa Banten Belum Merdeka Seutuhnya?
Rakyat Banten—petani, nelayan, santri, buruh—adalah pewaris sah semangat kemandirian. Namun otonomi yang ada belum memberi ruang penuh bagi mereka untuk mengatur nasib sendiri. Kekayaan daerah belum sepenuhnya dikelola untuk kepentingan rakyatnya.
Otonomi sejati bukan sekadar pelimpahan kewenangan administratif, melainkan kedaulatan politik dan ekonomi yang memungkinkan rakyat menjadi tuan di tanahnya sendiri.
Gerakan Mandiri Bangsa: Jalan Menuju Kedaulatan Politik
Menjawab kegelisahan ini, lahir sebuah Gerakan Mandiri Bangsa yang membawa Visi Kemandirian: Indonesia yang berdaulat dimulai dari daerah yang mandiri.
Gerakan ini mendorong Desentralisasi Politik dengan tiga langkah nyata:
-
Mengembalikan Otoritas Daerah dalam mengelola sumber daya dan kebijakan publik.
-
Membangun Ekonomi Rakyat berbasis UMKM, inovasi, dan potensi lokal.
-
Membersihkan Politik dari Mahar, agar pemimpin lahir dari rakyat, bukan dari transaksi kekuasaan.
Tentu, desentralisasi juga menuntut kepemimpinan yang kuat dan akuntabel. Namun tanpa desentralisasi, daerah tidak akan pernah tumbuh menjadi dewasa secara politik.
Seperti gema sejarah dari Bayah mengingatkan kita:
“Kemerdekaan tanpa kemandirian hanyalah kata tanpa makna.”
Selamat Hari Ulang Tahun ke-25 Provinsi Banten.
Semoga Banten terus tumbuh sebagai tanah yang kuat, mandiri, dan menjadi teladan bahwa Desentralisasi Politik adalah wujud sejati dari Indonesia yang merdeka.
Ida Noviananda
DPW Partai Gema Bangsa Banten