Deklarasi politik bukan sekadar seremoni. Ia adalah titik tolak tempat gagasan bertemu keberanian, dan arah perjuangan dipertegas di hadapan publik. Bagi Partai Gema Bangsa, Deklarasi Politik Nasional pada 17–18 Januari 2026 bukan hanya tentang perkenalan nama dan lambang. Ini adalah momentum untuk menyusun ulang harapan, menyatukan barisan, dan memperbarui cara pandang terhadap politik itu sendiri.
Dalam rapat pleno DPP 31 Juli 2025, seluruh pimpinan pusat berkumpul untuk membahas arah strategis partai. Sekretaris Jenderal Muhammad Sopiyan menegaskan bahwa deklarasi dan Rapimnas bukan agenda biasa, melainkan momen konsolidasi nasional dan ruang untuk menyusun program kerja yang relevan serta membumi.
Ketua Umum Ahmad Rofiq kemudian memperkenalkan gagasan besar partai: Desentralisasi Politik. Ia menyebutnya sebagai “mahkota” yang diberikan kepada seluruh kader dan pimpinan, sebuah penyemangat untuk menggalang kekuatan dari berbagai lapisan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Namun, konsolidasi saja tidak cukup. Di tengah dinamika politik yang cepat berubah, rebranding menjadi sebuah keharusan. Ini bukan sekadar mengganti warna atau slogan, melainkan memperbarui cara partai berbicara, mendengar, dan hadir di tengah rakyat. Gema Bangsa ingin dikenal bukan karena retorika kosong, tapi karena kerja nyata dan keberpihakan yang jelas.
Salah satu bentuk rebranding yang konkret adalah Gerakan Ramah Tanam Pohon, yang akan diterapkan dalam setiap kegiatan partai di seluruh Indonesia. Ini bukan hanya simbol, tapi komitmen nyata terhadap keberlanjutan lingkungan dan generasi mendatang. Bagi Gema Bangsa, politik harus meninggalkan jejak yang bisa dirasakan, tidak hanya hari ini, tetapi juga di masa depan.
Pada akhirnya, deklarasi politik ini adalah awal dari sebuah perjalanan panjang. Ia adalah undangan terbuka bagi rakyat untuk ikut serta, bukan hanya sebagai pemilih, melainkan sebagai pemilik arah perjuangan. Gema Bangsa tidak hadir hanya untuk menjadi alternatif, melainkan untuk menjadi jawaban atas tantangan bangsa.