Lahir dari Rakyat, Untuk Rakyat

Babeh Doni: Sang Dokter Reformis di Belantara Politik

coverdoni

Sosok yang Melangkah di Jalur Berbeda

Di tengah riuh politik yang sering kehilangan arah, hadir Babeh Doni — dokter yang memilih politik bukan untuk berkuasa, tapi untuk menyembuhkan bangsa. Baginya, politik adalah jalan pengabdian yang harus dijalani dengan prinsip SEHAT, TAAT, dan BERMANFAAT — demi mengembalikan arah perjuangan kepada rakyat dan nurani bangsa.

 

Lahir dan menempuh pendidikan di Jakarta, Babeh Doni tumbuh sebagai pribadi yang tak pernah berhenti belajar. Ia memulai langkahnya di dunia pendidikan melalui FPTK Universitas Negeri Jakarta, lalu menapaki bidang medis dan meraih gelar dokter dari Fakultas Kedokteran UKI pada tahun 1998. Namun baginya, ilmu bukanlah tujuan akhir — melainkan jembatan menuju pemahaman yang lebih luas tentang manusia dan masyarakat.

Ia kemudian memperdalam ilmu manajemen dan sosial di Indonesia School of Management serta STIE Menara Siswa, menyelesaikan dua program magister yang memperkaya perspektifnya. Kombinasi lintas disiplin ini membentuk cara pandang khas: analitis seperti seorang dokter, strategis seperti seorang manajer, dan empatik seperti seorang pendidik.


Jejak Aktivisme dan Jalan Menuju Politik Gagasan

Sebelum terjun ke politik, Babeh Doni dikenal sebagai inisiator dan Ketua LSM Konfigurasi Masyarakat Peduli Lingkungan, sekaligus Dewan Penasehat KADIN Tangerang Selatan. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan seperti MPI-KNPI Banten, dan menjadi penggerak berdirinya sejumlah lembaga sosial dan pendidikan.

Namun pada titik tertentu, Babeh Doni menyadari: perubahan sejati tak cukup lahir dari advokasi — ia harus menembus ruang kebijakan. Dengan kesadaran itulah ia melangkah ke panggung politik, bergabung bersama Partai Gema Bangsa, dan kini mengemban amanah sebagai Ketua Bidang Politik DPP, setelah sebelumnya menakhodai DPW Partai Gema Bangsa Banten. Dari ruang inilah ia menyalakan gagasan besar: menjadikan politik sebagai gerakan moral dan intelektual, bukan sekadar permainan kuasa.


Desentralisasi Politik: Kembalikan Keputusan ke Rakyat

Salah satu gagasan utama Babeh Doni adalah Desentralisasi Politik. Menurutnya, penyakit utama bangsa ini bukan hanya korupsi atau kemiskinan, tetapi sentralisasi pikiran — kebiasaan menyerahkan semua keputusan kepada segelintir elite, sementara suara rakyat dibiarkan redup di pinggir sejarah.

“Ketiadaan oposisi hanya akan melahirkan tirani yang menumpulkan daya pikir bangsa,” tegasnya.

Melalui Partai Gema Bangsa, Babeh Doni mendorong sistem bottom-up yang menempatkan rakyat sebagai sumber kebijakan, bukan sekadar objek politik. Baginya, demokrasi sejati hanya bisa tumbuh bila keberagaman pikiran rakyat diberi ruang untuk berdaulat.


Politik Sebagai Jalan Pengabdian

Babeh Doni meyakini bahwa politik adalah seni melayani, bukan seni menguasai. Ia menolak pragmatisme, membangun partai dari bawah, dan mengedepankan kapasitas, integritas, serta kesetiaan pada nilai.

Visinya sederhana namun kuat:
membebaskan Indonesia dari mental korup dan kerakusan anggaran. Keduanya adalah penyakit kronis yang menggerogoti sendi bangsa — dan hanya bisa disembuhkan melalui politik yang jujur, berakal sehat, dan berpihak pada rakyat.

Bagi Babeh Doni, politik bukan ruang kompromi, melainkan ruang penyembuhan moral dan intelektual bangsa. Ia mempraktikkan politik yang berakar pada nilai kemanusiaan, pengetahuan, dan keberanian moral.


Politik Sebagai Terapi Bangsa

Dalam diri Babeh Doni, publik melihat sintesis langka antara ilmu, nurani, dan keberanian berpikir.Ia adalah dokter yang tak hanya menyembuhkan tubuh, tetapi juga berjuang menyembuhkan bangsa — dari sistem yang timpang, dari pikiran yang tersentralisasi, dari politik yang kehilangan arah.

“Politik harus menjadi terapi sosial — ruang penyembuhan bagi bangsa yang terlalu lama sakit oleh ketidakjujuran dan sentralisasi kekuasaan.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Lahir dari Rakyat, Untuk Rakyat
0

Subtotal