DPP Gema Bangsa Apresiasi Kepemimpinan kawan Hamdani Hamid: Rampungkan 100% Kepengurusan DPD se-Aceh
Politik yang Bekerja, Bukan Sekadar Berjanji
Dari ujung barat Indonesia, Aceh kembali menorehkan kabar baik. Di bawah kepemimpinan kawan H. Ir. Hamdani Hamid, DPW Partai Gema Bangsa Provinsi Aceh berhasil menuntaskan pembentukan kepengurusan di seluruh 23 kabupaten/kota — 100 persen rampung.

Langkah monumental ini bukan sekadar penyusunan struktur organisasi. Ia adalah cermin dari politik yang bekerja, bukan sekadar berjanji.
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gema Bangsa pun menyampaikan apresiasi penuh atas capaian ini. Dalam dua tahun terakhir, keberhasilan Aceh disebut sebagai salah satu pencapaian paling progresif di tubuh partai — bukti bahwa manajemen kepemimpinan yang solid dan ideologis dapat melahirkan hasil nyata di tingkat daerah.
“Kerja-kerja konsolidatif Ketua DPW Aceh bukan hanya soal struktur, tapi tentang membangun fondasi ideologis partai yang berakar di masyarakat Aceh,”
— Zul Bahri, ST, Sekretaris DPW Gema Bangsa Aceh.
Desentralisasi Sebagai Ideologi, Bukan Administrasi
Bagi Gema Bangsa di Aceh, desentralisasi bukan sekadar pelimpahan wewenang administratif. Ia adalah ruang perjuangan untuk memastikan aspirasi dan kearifan lokal tetap hidup di tengah arus politik nasional.
Semangat itu sejalan dengan roh MoU Helsinki 2005 dan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) — yang menegaskan keistimewaan Aceh dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami memaknai desentralisasi sebagai bentuk kemandirian politik yang menghormati keragaman dan memperkuat keadilan sosial,” lanjut Zul Bahri.
Keberhasilan menuntaskan kepengurusan di seluruh daerah menjadi penegasan bahwa Gema Bangsa bukan hanya hadir di atas kertas, tapi hidup dalam denyut sosial masyarakat Aceh.
Hamdani Hamid: Tegas, Moderat, dan Diplomatis
Sosok Kawan H. Ir. Hamdani Hamid dikenal sebagai pemimpin yang tegas namun moderat, disiplin namun tetap membuka ruang dialog. Dengan latar belakang teknokrat dan aktivis sosial, ia menempatkan partai sebagai ruang ide dan solusi, bukan sekadar kendaraan elektoral.
“Partai harus menjadi ruang ide, bukan sekadar mesin elektoral. Politik harus hadir untuk menjawab keresahan rakyat, bukan mempertebal sekat,”
— Hamdani Hamid, Ketua DPW Gema Bangsa Aceh.
Visi ini menjadikan Gema Bangsa Aceh tidak hanya sebagai organisasi politik, tetapi juga sebagai gerakan sosial-ekonomi yang berpihak pada masyarakat akar rumput. Ia membangun keyakinan bahwa setiap kebijakan publik harus lahir dari kearifan lokal dan keberpihakan kepada rakyat kecil.
Membangun Partai, Menumbuhkan Harapan
Dengan struktur kepengurusan yang kini lengkap di seluruh kabupaten/kota, Gema Bangsa Aceh menunjukkan kesiapan strategis untuk menghadapi kontestasi politik 2029. Namun lebih dari itu, capaian ini menjadi bukti bahwa politik berakar dan berideologi masih mungkin tumbuh di tengah pragmatisme zaman.
Di tengah kejenuhan publik terhadap politik transaksional, Gema Bangsa Aceh menawarkan alternatif baru: politik partisipatif dan berbasis nilai.
Model kepemimpinan kawan Hamdani Hamid menjadi refleksi bahwa kerja-kerja ideologis justru melahirkan hasil konkret — struktur yang hidup, kader yang loyal, dan rakyat yang percaya.
Apresiasi DPP kepada kawan Hamdani bukan sekadar seremoni, melainkan validasi atas kinerja yang membumi dan relevan dengan zaman. Sebuah pesan moral bahwa politik sejati adalah tentang menyalakan harapan, bukan sekadar mengejar kekuasaan.

