Awal dari Timur, Arah untuk Nusantara
Gelombang perubahan itu datang dari Timur — dari tanah yang tidak pernah menyerah pada nasib, tempat kerja keras dan kejujuran menjadi budaya. Dari sanalah Partai Gema Bangsa Jawa Timur menyalakan arah baru menuju Pemilu 2029.
DPW Gema Bangsa Jawa Timur kini menyatakan siap sepenuhnya menghadapi kontestasi demokrasi setelah merampungkan pembentukan 38 DPD kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur. Bukan sekadar pemenuhan struktur, tapi bukti soliditas organisasi dan tekad untuk menata politik dari akar.
“Partai Gema Bangsa sudah siap untuk ikut Pemilu 2029. Kami sudah selesai membentuk 38 DPD, dan kini masuk tahap persiapan menuju leading di 2029.”
— Jamal Abdullah Alkatiri, Ketua DPW Partai Gema Bangsa Jawa Timur
Langkah ini menunjukkan bahwa perubahan tidak harus dimulai dari pusat kekuasaan. Seringkali, arus besar justru lahir dari tepian, dari mereka yang bekerja tanpa sorotan tetapi digerakkan oleh keyakinan.
Deklarasi Nasional: Satu Irama, Satu Gerak
Politisi yang pernah duduk di DPRD Kabupaten Lumajang dan DPRD Jawa Timur ini menegaskan, percepatan pembentukan DPD memang dipersiapkan menjelang Deklarasi Nasional Partai Gema Bangsa yang dijadwalkan pada Januari 2026. Momentum itu akan menjadi panggung kebangkitan kolektif, dengan kehadiran sekitar 5.000 kader dari seluruh Indonesia.
“Dari Jawa Timur, kita akan mengirimkan sekitar 150 kader terbaik — para ketua, sekretaris, pengurus DPW, dan kader militan. Ini bukan sekadar seremoni, tapi titik mula gerakan.”
— Jamal Abdullah Alkatiri
Bagi kawan Jamal, deklarasi bukan akhir dari konsolidasi, tetapi awal dari gelombang baru — saat seluruh elemen partai berdiri dalam satu barisan dengan semangat yang sama: membangun politik yang sehat, bersih, dan berpihak pada rakyat.
Kedaulatan Daerah: Nafas Baru dalam Politik Nasional
Di tengah wajah politik nasional yang sering tersentralisasi, Partai Gema Bangsa memilih arah berbeda: memberi kuasa penuh kepada daerah.
Kawan Jamal menegaskan, keputusan strategis seperti penentuan calon anggota legislatif maupun calon kepala daerah diserahkan sepenuhnya kepada wilayah.
“Daerah punya kedaulatan. DPP hanya merestui. Semua keputusan terjadi di daerah — karena daerah yang paling tahu denyut warganya.”
Pendekatan ini menjadi antitesis dari politik transaksional yang selama ini mendominasi. Dengan memberi ruang kepada daerah, Gema Bangsa ingin menghadirkan politik yang lebih manusiawi, dekat, dan relevan dengan kebutuhan rakyat.
Tanpa Mahar, Tanpa Kepalsuan
Dalam lanskap politik yang kerap diwarnai pragmatisme, Partai Gema Bangsa menegaskan posisi moralnya: politik tanpa mahar, tanpa kepalsuan, dan tanpa manipulasi.
“Kami tidak ada mahar politik. Semua transparan, apa adanya. Kami ingin mencetak politisi dan pemimpin pemerintahan yang bersih dan jujur.”
— Jamal Abdullah Alkatiri
Pernyataan ini bukan sekadar idealisme, tetapi komitmen nyata untuk membangun kepercayaan publik. Ketika partai lain masih bernegosiasi dengan kekuasaan, Gema Bangsa memilih berdialog dengan nurani rakyat.
Dari Timur, Harapan Itu Bangkit
Langkah DPW Partai Gema Bangsa Jawa Timur adalah tanda kebangkitan politik baru — politik yang tumbuh dari bawah, bukan dari meja elite. Gelombang itu mungkin dimulai kecil, tapi bergerak pasti, karena ia lahir dari keyakinan dan kerja nyata.
Dari Timur, gelombang itu bangkit. Dan jika arusnya terus dijaga dengan kejujuran, maka gelombang kecil ini akan menjelma menjadi arus besar perubahan untuk Indonesia.
Redaksi Partai Gema Bangsa memandang langkah ini bukan sekadar persiapan Pemilu, tetapi cermin arah baru politik nasional — dari daerah, untuk bangsa


