Terinspirasi dari Paparan kawan dr. Yandra Doni (Doni) — Ketua Bidang Politik dan Kebijakan Publik DPP Partai Gema Bangsa — dalam Konsolidasi DPW dan DPD Banten 1
Membangun Kesadaran Baru dalam Politik Kita
Di tengah dinamika politik yang kian cair, masih ada sisa-sisa feodalisme yang membelenggu cara berpikir dan berpraktik kekuasaan. Politik yang berpusat pada figur, bukan nilai; pada kedekatan, bukan kapasitas; pada garis keturunan, bukan gagasan. Namun sebagaimana ditegaskan oleh kawan Yandra Doni dalam forum konsolidasi DPW dan DPD Banten 1, sudah saatnya kita beranjak dari loyalitas personal menuju kesadaran rasional — dari politik feodal menuju politik akal sehat.
Warisan Feodalisme dalam Wajah Kekuasaan
Politik feodal bukan sekadar catatan masa lalu — ia masih nyata hari ini dalam bentuk mentalitas kekuasaan yang menuntut loyalitas pada individu, bukan pada gagasan. Dalam sistem seperti itu, jabatan sering kali dianggap warisan, bukan amanah; hadiah, bukan tanggung jawab.
Akibatnya, rakyat hanya menjadi pengikut, bukan pemilik keputusan. Kekuasaan kehilangan makna moralnya dan berubah menjadi instrumen kepentingan pribadi atau keluarga.
Zaman Telah Bergeser: Dari Loyalitas Buta ke Kesadaran Cerdas
Kita hidup di era baru — era ketika politik tak lagi bisa bertumpu pada kultus individu. Politik seharusnya berpijak pada akal sehat, partisipasi, dan akuntabilitas.
Di sinilah pentingnya meritokrasi: memberikan ruang bagi yang berkompeten, bukan hanya yang berdekatan. Politik modern harus menumbuhkan keberanian berpikir kritis, bukan sekadar kepatuhan tanpa nalar.
Politik Akal Sehat: Jalan Menuju Demokrasi yang Mencerahkan
Politik akal sehat menolak politik simbolik tanpa substansi. Ia menolak kemasan tanpa isi. Politik semacam ini mengembalikan makna sejati demokrasi — bahwa rakyat bukan penonton, melainkan penentu arah bangsa. Demokrasi yang sehat hanya bisa tumbuh di tanah kesadaran. Ia hidup ketika publik berani bertanya, menilai, dan menuntut tanggung jawab dari pemimpin-pemimpinnya.
Meninggalkan Feodalisme, Menegakkan Meritokrasi
Sudah saatnya kita meninggalkan pola lama yang meninabobokan dan menegakkan politik modern yang mencerahkan. Kita butuh politik yang memberi ruang pada gagasan, bukan garis keturunan; yang menumbuhkan kesetaraan, bukan hierarki ketaatan. Politik yang membangun bangsa melalui daya pikir, bukan sekadar daya ikut.
Seruan dr. Yandra Doni: Sehat, Taat, dan Bermanfaat
Kawan Doni, menegaskan: esensi politik bukan diukur dari siapa yang berkuasa, melainkan dari seberapa besar kekuasaan digunakan untuk menyehatkan kehidupan publik, menegakkan ketaatan pada nilai, dan menghadirkan manfaat nyata bagi rakyat.
Politik akal sehat adalah politik yang sehat, taat, dan bermanfaat.
Penulis adalah Sekretaris Wilayah Partai Gema Bangsa Banten


